Sabtu, 19 November 2011

BAB III

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Data dan Sumber Data

Untuk dapat memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan dua cara, yaitu :
1.    Studi Pustaka (Data Primer)
Yaitu mengumpulkan data – data yang dilakukan dengan mempelajari buku – buku atau literature yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.
2. Studi Lapangan (Data Sekunder)
Dalam hal ini penelitian ilmiah memperoleh data dengan menggunakan 2 cara yaitu :
· Observasi, dengan mendatangi dan mengamati objek yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
· Wawancara, yaitu dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada Kepala Kantor Bank BRI dan Karyawan setempat.

3.2 Variabel dan Indikator

Dalam penelitian ini data / variabel yang digunakan adalah :
· Tingkat kedatangan nasabah pada jam sibuk = λ
· Tingkat kedatangan nasabah pada jam kerja biasa = λ
· Tingkat pelayanan rata – rata = μ

3.3 Model Penelitian

Untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Multi Channel Single Phase yaitu terjadi ( ada ) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal.
Gambar :
 

matematis :
 




Senin, 31 Oktober 2011

BAB II

 BAB II
LANDASAN TEORI



2.1 Kerangka Teori

2.1.1. Konsep-Konsep Dasar Teori Antrian

          Teori Antrian dalam bahasa Inggris disebut dengan waiting line theory, atau queuing theory. Teori antrian pertama kali ditemukan dan dikembangkan oleh ahli matematika dan insinyur berkebangsaan Denmark yang bernama A.K Erlang pada tahun 1909. Dia mengembangkan model antrian untuk menentukan jumlah yang optimal dari fasilitas telepone switching yang digunakan untuk melayani permintaan yang ada. Penggunaan model ini makin meluas tepatnya mulai sejak akhir perang dunia ke-II. Sampai saat ini, waiting line theory mempunyai aplikasi yang luas untuk alat operasi perusahaan atau manajemen.
          Persoalan-persoalan yang dapat diselesaikan dengan teori antrian adalah meliputi bagaimana perusahaan dapat menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani konsumen atau langganan dengan efisien. Di dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara ekstra biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas service baru dengan kerugian-kerugian konsumen karena harus menunggu apabila tidak diadakan penambahan fasilitas service yang baru.
          Teori antrian (Tju Tju Tarliah Dimyati dan Ahmad Dimyati,2003,349) adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Terjadinya baris-baris penungguan diakibatkan jumlah kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan tersebut. Dalam hal ini, apabila pelayanan terlalu banyak maka akan memerlukan ongkos yang besar, sebaiknya jika fasilitas pelayanan kurang, maka akan terjadi baris penungguan dalam waktu yang cukup lama yang juga akan menimbulkan ongkos.
          Teori antrian (Marwan Asri dan T. Hani Handoko,2000,263) adalah Antrian merupakan dunia usaha (bisnis), sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas. Sering terjadi orang-orang, barang-barang, komponenkomponen harus menunggu untuk mendapatkan jasa pelayanan. Garis-garis tunggu ini sering disebut dengan antrian (queues), berkembang karena fasilitas pelayanan (server) adalah relatif mahal untuk memenuhi permintaan pelayanan dan sangat terbatas.
           Sistem antrian tersebut terlihat setiap hari, seperti deretan mobil yang berhenti karena traffic light, antrian dari permintaan telepon pada suatu switchboard, penonton pada gedung teater yang box office atau pada restoran menunggu pesanan. Contoh lebih lanjut meliputi antrian pesawat-pesawat di lapangan udara, kedatangan kapal di suatu pelabuhan, peralatan-peralatan yang menuggu diservis, kedatangan pesanan pada gudang dan truk-truk yang menunggu muatan.
           Dengan demikian, yang menjadi tujuan utama teori antrian ini adalah mencapai keseimbangan antara ongkos pelayanan dengan ongkos yang disebabkan oleh adanya waktu menunggu (Pangestu Subagyo, 2000, 264). Dengan kata lain tujuan dasar teori antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para konsumen menunggu untuk dilayani. Teori antrian sendiri tidak langsung memecahkan persoalan-persoalan diatas. Walaupun begitu, teori antrian menyumbangkan informasi penting yang diperlukan untuk membuat keputusan dengan cara memprediksi beberapa karakteristik dari baris penungguan. Model antrian yang akan dibahas merupakan peralatan penting untuk system pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian.

2.1.2.Elemen-elemen Pokok dalam Sistem Antrian (Pangestu Subagyo,2000,265)

a. Sumber Input (Input Source)
    Suatu karakteristik yang perlu diketahui dari sumber input ini adalah ukurannya (jumlahnya), yaitu jumlah total unit yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total langganan potensial. Sumber masukan dari suatu system antrian dapat terdiri atas suatu populasi orang, barang, komponen atau kertas kerja yang datang pada system untuk dilayani.
    Bila populasi relatif besar sering dianggap bahwa hal itu merupakan besaran yang tak terbatas. Anggapan ini adalah umum karena perumusan sumber masukan yang tak terbatas lebih sederhana dari pada sumber yang terbatas. Suatu populasi dinyatakan “besar” apabila populasi tersebut besar bila dibanding kapasitas system pelayanan. Sebagai contoh, suatu populasi masyarakat yang terdiri dari 10.000 orang mungkin akan menjadi suatu populasi yang tak terbatas bagi sebuah pengecer tapi mungkin tidak cukup besar bagi 100 shopping center yang ada. Bila dirumuskan sistem pemeliharaan sejumlah mesin sebagai populasi dan perawat mesin sebagai fasilitas pelayanan, tentu saja sejumlah mesin tersebut tidak akan dinyatakan sebagai sumber yang tak terbatas.

b. Pola Kedatangan
    Cara dengan nama nasabah-nasabah dari populasi memasuki system disebut pola kedatangan (arrival pattern). Nasabah-nasabah mungkin datang dengan tingkat kedatangan (arrival rate) yang konstan ataupun acak / random. Tingkat kedatangan kendaraan yang bergerak sepanjang antrian mungkin konstan sedangkan tingkat kedatangan nasabah sangat sering mengikuti suatu distribusi probabilitas poisson.

c. Disiplin Antrian
    Disiplin antrian menunjukkan pedoman keputusan yang digunakan untuk menyeleksi individu-individu yang memasuki antrian untuk dilayani terlebih dahulu (prioritas). Disiplin antrian yang paling umum adalah pedoman First Come First Served (FCFS), yang pertama kali datang pertama kali dilayani, atau random, atau dapat pula berdasarkan prosedur prioritas. Beberapa disiplin antrian lainnya adalah pedoman-pedoman shortest operating (service) time (SOT), last come first served (LCFS), longest operating time (LOT), dan servide in random order (SIRO). Di rumah sakit dan tempat kesehatan lainnya mungkin mempunyai pedomanpedoman yang berbeda, seperti “emergency first” atau “critical condition First”.

d. Kepanjangan Antrian
    Dengan banyaknya system antrian akan dapat menampung jumlah individuindividu yang relatif besar tetapi ada beberapa system yang mempunyai kapasitas yang terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi factor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam system secara nyata, maka system mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas (finite), dan model antrian terbatas harus digunakan untuk menganalisa system tersebut. Sebagai contoh system yang mungkin mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parkir atau station pelayanan, jumlah tempat minum di bandara atau jumlah tempat tidur di rumah sakit. Secara umum model antrian terbatas lebih kompleks daripada system antrian tak terbatas (infinite).

e. Tingkat Pelayanan
    Mekanisme pelayanan terdiri atas satu atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-masing terdiri atas satu atau lebih saluran pelayanan paralel. Jika ada lebih dari dari satu fasilitas pelayanan, maka unit-unit yang memerlukan pelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas pelayanan ini (saluran pelayan seri).Waktu yang digunakan untuk melayani individu-individu dalam suatu system disebut waktu pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga sering acak/random. Bila waktu pelayanan mengikuti suatu distribusi acak, waktu pelayanan (unit per jam) akan mengikuti suatu distribusi poisson. Perbedaan distribusi-distribusi waktu pelayanan dapat meliputi model-model antrian dengan lebih mudah dibanding perbedaan distribusi waktu kedatangannya.

f. Keluar (exit)
   Setelah seorang nasabah telah selesai dilayani, maka nasabah itu keluar dari system. Setelah keluar, nasabah itu mungkin bergabung pada satu di antara kategori populasi. Nasabah itu mungkin bergabung dengan populasi asal dan mempunyai probabilitas yang sama untuk memasuki system kembali atau nasabah itu mungkin bergabung dengan populasi lain yang mempunyai probabilitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan kembali.

2.1.3. Model Struktur Antrian

Ada 4 (empat) model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh
system antrian (Pangestu Subagyo,2000,271) yaitu :

1. Single Channel – Single Phase
    System ini adalah system yang paling sederhana. Single Channel berarti bahwa hanya ada satu jalur untuk memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase menunjukkan bahwa hanya ada satu station pelayanan atau sekumpulan tunggal operasi yang dilaksanakan. Setelah menerima pelayanan, individu-individu keluar dari system. Contoh : seorang tukang cukur, pembelian tiket kereta api antar kota kecil yang dilayani oleh satu loket, dan lain sebagainya.

2. Single Channel – Multi Phase
    Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phase-phase). Sebagai contoh, lini produksi masa, pencucian mobil, tukang cat mobil, dan sebagainya.

3. Multi Channel – Single phase
    Sistem Multi Channel – Single phase terjadi (ada) kapan saja dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, contoh dari model ini adalah pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu loket pelayanan, potong rambut oleh beberapa tukang potong, dan sebagainya.

4. Multi Channel – Multi phase
    System ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahap sehingga lebih dari satu nasabah dapat dilayani pada suatu waktu. Jaringan antrian ini terlalu kompleks untuk dianalisa dengan teori antrian, mungkin simulasi lebih sering digunakan untuk menganalisa system ini. Sebagai contoh adalah registrasi para mahasiswa di Universitas, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran, pelayanan kepada pasien di rumah sakit dari pendaftaran.

2.1.4 Pengertian Distribusi Poisson dan Distribusi Eksponensial

         Distribusi Poison sering muncul dalam literatur manajemen karena banyak diterapkan dalam bidang itu, misalnya saja, banyaknya pasien yang datang pada jasa pelayanan Puskesmas, banyaknya panggilan telepon selama jam kerja, banyaknya pelanggan yang datang pada jasa pe;layanan bank dan lain-lain. Distribusi Poison sering digunakan untuk menyederhanakan distribusi banyaknya kedatangan tetapi banyaknya kedatangan tidak selalu mengikuti distribusi poison.
         Menurut Sri Mulyono (2002;236), distribusi poison bersifat diskrit (kontinyu) karena menyangkut banyaknya kedatangan per satuan waktu. Sedangkan menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko (2000;266) distribusi probabilitas poison adalah salah satu dari pola-pola kedatangan yang paling umum bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Hal ini terjadi karena distribusi poison menggambarkan jumlah kedatangan per unit bila sejumlah besar variabel-variabel random mempengaruhi tingkat kedatangan.
          Bila kedatangan individu-individu mengikuti distribusi poison, maka waktu antar kedatangan atau interarrival time adalah random dan mengikuti suatu distribusi eksponensial. Menurut Pangestu Subagyo, Marwan Asri dan T. Hani Handoko (2000;266), ditribusi eksponensial adalah waktu antar kedatangan setiap individu bila kedatangan-kedatangan didistribusikan secara random. Menurut Sri Mulyono (2002;236), distribusi eksponensial adalah kontinyu sebab berhubungan dengan waktu pelayanan. Distribusi eksponensial biasa digunakan untuk menyederhanakan distribusi waktu pelayanan, dan waktu pelayanan juga tidak selalu mengikuti distribusi eksponensial.

2.1.5 Rumus yang digunakan untuk Model M/M/S/I/I

         Rumus yang digunakan untuk dapat memecahkan masalah ini adalah model M/M/S/I/I. Untuk M pertama menunjukkan tingkat kedatangan yang mengikuti suatu distribusi probabilitas poisson. M kedua menunjukkan tingkat pelayanan mengikuti distribusi probabilitas poisson.
         S menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channel) dalam system tidak terbatas. I pertama menunjukkan bahwa sumber populasi tidak terbatas (infinite) dan I kedua menunjukkan kepanjangan antrian tidak terbatas.

2.2 Alat Analisis

      Dalam perhitungan antrian pada nasabah Bank alat analisis yang digunakan oleh penulis adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode Multi Channel Single Phase, yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan (server) yang dialiri oleh antrian tunggal.
Multi Channel – Single Phase
1. Asumsi-asumsi dalam Multi channel Single Phase (infinite)
· Jumlah antrian tidak dibatasi
· Kedatangan mengikuti distribusi poisson
· Waktu pelayanan mengikuti distribusi poisson expononsial negative
· First come, first served
· Saluran dikalikan dengan tingkat pelayanan > dari tingkat kedatangan
2. Ciri-ciri distribusi poisson
· Tingkat kedatangan rata-rata dapat diduga berdasarkan masa lalu
· Tingkat kedatangan rata-rata persatuan waktu adalah konstan
· Banyaknya kedatangan dalam suatu selang waktu tidak dipengaruhi apa yang terjadi pada selang waktu sebelumnya
· Probabilitas suatu kedatangan dalam selang waktu yang sangat pendek adalah sangat kecil sehingga probabilitas > dari suatu kedatangan dalam selang waktu yang pendek akan mendekati 0 (nol).
Multi channel single phase (infinite) = antrian tidak dibatasi

Sabtu, 22 Oktober 2011

BAB 1

BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
      Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai masalah antrian dalam sistem jasa pelayanan, baik pada lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta. Antrian timbul karena banyaknya individu yang membutuhkan jasa pelayanan pada waktu yang bersamaan. Hal ini antara lain bisa dijumpai terutama di kota-kota besar di Indonesia yang disebabkan oleh jumlah penduduk yang besar dan dapat juga disebabkan karena terbatasnya sumber daya dalam sistem jasa pelayanan dan dunia usaha (bisnis) di Indonesia.
       Antrian merupakan hal yang umum terjadi disuatu tempat, dimana mengantri merupakan suatu proses untuk dapat melakukan sesuatu. Seperti antrian pada loket-loket bank, loket-loket pembayaran telepon, antrian untuk membeli tiket bus di terminal, antrian penonton pada pada gedung bioskop dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.
        Disini penelitian ilmiah akan mengambil contoh pada antrian Bank BRI Unit Kranji, dimana seseorang mengantri  untuk mendapatkan jasa pelayanan dibidang perbankan. Antrian yang akan dibahas disini adalah antrian Bank BRI yang ramai dikunjungi pada hari-hari dan jam-jam tertentu.
mengantri disuatu bank merupakan hal yang wajar terjadi, tetapi bisa jadi hal yang sangat membosankan. Oleh karena itu, diperlukan system formasi baris penungguan nasabah jika ingin mendapatkan pelayanan di Bank tersebut dan pelayanan yang diberikan bank tersebut harus dilakukan seefisien mungkin, karena apabila terjadi pelayanan yang terlalu banyak, maka akan memerlukan ongkos yang lebih besar. Sebaliknya jika kapasitas pelayanan kurang, maka akan terjadi penungguan dalam waktu yang cukup lama yang tentu saja akan menimbulkan suatu akibat, baik berkurangnya jumlah nasabah yang datang atau ketidak efisien pada karyawan bank tersebut.
Berdasarkan hal diatas maka, penelitian ini memberi judul " ANALISIS ANTRIAN NASABAH PADA BANK BRI UNIT KRANJI".

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
      a. Rumusan Masalah
                Berdasarkan uraian diatas maka masalah yang akan dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah :
          1. Bagaimana antrian yang terjadi pada nasabah Bank BRI Unit Kranji? 
          2. Berapa jumlah teller yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat optimal?
      b. Batasan Masalah
Setelah diuraikan masalah diatas, maka penulis membatasi masalah antrian nasabah pada teller Bank BRI Unit Kranji Bekasi Barat pada bulan juni 2011 dari pukul 08.00 s/d 12.00 wib dengan menggunakan metode Multi-Channel Single Phase.
1.3 Tujuan Penelitian 
       Adapun tujuan atau manfaat dari penulisan ilmiah ini adalah :

1.    Untuk mengetahui antrian yang terjadi di teller Bank BRI Unit Kranji Bekasi Barat
       2.    Untuk mengetahui jumlah teller yang harus digunakan agar pelayanan lebih optimal.




 

















Jumat, 07 Oktober 2011

ANALISIS JURNAL

Jurnal 1
° Pengarang : Sendi Bayu Kustiawan
° Judul : Analisis Antrian Pada SPBU 34-171219 Duren Jaya Bekasi Timur
° Tahun : 2007
° Tema : Menganalisis Antrian
° Latar Belakang Masalah
Antrian yang sering kita jumpai diantaranya adalah antria  yang terjadi pada tempat-tempat hiburan seperti diantrian loket bioskop, antrian loket rumah makan, antrian loket masuk tempat wisata, antrian kassa swalayan dan banyak lagi antrian-antria yang dapat kita lihat. Dalam penulisan ilmiah ini penulis mencoba untuk menganalisis antrian yang terjadi pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur yang merupakan salah satu tempat atau perusahaan yang menjual bahan baker minyak, seperti : premium, solar dan pertamax.
°  fenomena
-       tingkat kedatangan pada jam sibuk
-       tingkat kedatangan pada jam kerja biasa
-       tingkat pelayanan rata-rata
° Jurnal / penelitian yang dijadika dasar
  menggunakan alat analisi kuantitatif yaitu : multi channel – singgel phase (infinite)  :  antrian tidak dibatasi
° Motivasi Penelitian
   Untuk mengetahui antrian yang terjadi pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur
° Masalah
Bagaimana cara untuk meningkatkan pelayanan agar dapat meminimalkan waktu rata-rata kendaraan menunggu dalam antrian dan system pelayanan agar tidak terjadi antrian yang terlalu panjang tujuan penelitian mengetahui pelayanan yang diberikan kepada konsumen agar dapat meminimalkan waktu rata-rata kendaraan yang menunggu dalam antrian
° Data
- Data primer Studi pustaka yaitu mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan judul penulisan ilmiah dan buku catatan selama perkuliahan serta bahan-bahan lainnya yang mendukung penulisan ilmiah ini.
- Data sekunderYaitu penelitian langsung dengan wawancara dan observasi. Sampel dan Populasi Pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur hannya pada bahan bakar premium saja.
° Variabel
-   Tingkat kedatangan kendaraan pada jam sibuk
-   Tingkat kedatangan kendaraan pada jam kerja biasa
-    Tingkat pelayanan rata-rata
° Tahapan Penelitian
- Objek Penelitian pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur
- Data / Variabel
Tingkat kedatangan kendaraan pada jam sibuk
Tingkat kedatangan kendaraan pada jam kerja biasa
Tingkat pelayanan rata-rata
-    Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder
a.    Studi pustaka yaitu mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan judul penulisan ilmiah dan buku catatan selama perkuliahan serta bahan-bahan lainnya yang mendukung penulisan ilmiah ini.
b.    Penelitian langsung yaitu teknik penelitian yang dilakukan secara langsung kepada objek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan penelitian yang digunakan pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur antara lain :
- Wawancara (data sekunder) Penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada petugas SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur untuk memperoleh data yang penulis lakukan.
- Observasi Dengan melakukan pengamatan langsung dan menggumpulkan informasi dari petugas ataupun pelanggan.
c.    Alat analisis yang digunakan
Menggunakan alat analisis kuantitatif yaitu Multi Channel Singge

° Model Penelitian
Gambar :
Keterangan :
M = Antrian
S = Fasilitas Pelayaan (server)
Matematis 
° Hasil  dan Analisis 
Hasil
Sistem pelayanan agar tidak terjadi antrian di sarankan agar jumlah fasilitas/dispenser yang disediakan SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur khususnya pada bahan bakar premium akan sangat optimal bila ditambah sebanyak 6 fasilitas/dispenser.
Analisis
bila ditambah sebanyak 6 fasilitas/dispenser sehingga hal ini akan meningkatkan kepuasan konsumen karena konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama untuk mengisi bahan bakar kendaraan.
° Rekomendasi dan ImplikasiKinerja antrian pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur khususnya pada jam sibuk sudah cukup efektif karena pada jam sibuk tersebut jumlah rata-rata dalam antrian sebanyak 0,0316 kendaraan atau tidak adanya antrian yang terjadi. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan yang baik seperti ini akan menambah keuntungan sehingga kontinuitas perusahaan dapat bertahan. Saran yang diberikan oleh penulis hanya untuk memberikan suatu informasi mengenai antrian yang terjadi karena bagaimanapun juga kerjasama yang baik serta pengalaman antara pihak SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur dan konsumen yang dapat mengatasi lamanya waktu menunggu.

Jurnal 2

° Pengarang : Benny Himawan Elhamsyah
° Judul : Analisis Antrian Pelayanan Pengambilan Obat pada Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi
° Tahun : 2009
° Tema : Menganalisis Antrian
° Latar Belakang Masalah
Dalam suatu antrian untuk menunggu giliran mendapatkan pelayanan antrian yang sangat panjang dan terlalu lama sangatlah menjengkelkan oleh karna itu system antrian dapat dirancang lebih efisien dengan menggunakan teori antrian. Dalam penulisan ilmiah ini penulis mencoba untuk menganalisis antrian pada pelayanan obat pada Puskesmas Kecamatan Bantar Gebang Bekasi
° Fenomena
  - Tingkat kedatangan rata-rata
  - Waktu pelayanan rata-rata
  - Jumlah pasien
  - Jumlah fasillitas pelayanan
° Jurnal / Penelitian yang dijadikan dasar
  Alat analisis yang digunakan adalah metode multi channel single phase. multi channel single phase adalah metode yang digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan yang di aliri oleh antrian tunggal
° Motivasi Penelitian
Mengantri merupakan fenomena yang biasa terjadi pada kehidupan masyarakat, termasuk mengantri di puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengambilan obat. Masalah yang sering terhadi adalah banyaknya pasien yang datag ke puskesmas untuk mendapatkan pelayanan pengambilan obat. Sedangkan fasilitas puskesmas yang tersedia terbatashal tersebut mengakibatkan antrian, dari keadaan tersebut peneliti disini ingin mengetahui kegiatan antrian yang terjadi pada pelayanan pengembalian obat pada puskesmas kecamatan bantar gebang bekasi dan jumlah pasien yang datng pada hari senini-sabtu.
° Masalah
   Berapa jumlah loket yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat optimal.
° Tujuan
   Untuk menentukan jumlah loket yang harus dioperasikan agar pelayanan yang diberikan dapat optimal.
° Data
-   Data Primer diperoleh dari studi pustaka (Library Research) mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan judul.
-   Data Sekunder  yang diperoleh dari pihak lain dengan melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai puskesmas.
-   Sampel dan populasiPenelitian dilakukan pada puskesmas kecamatan Bantar Gebang yang berlokasi di jl. Raya Narogong Bantar Gebang. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah para pasien yang mengantri di loket obat.

° Variabel
-   Tingkat kedatangan rata-rata pasien (λ)
-   Waktu pelayanan rata-rata (  )
-   Jumlah pasien (n)
-   Jumlah fasilitas pelayanan (s)
° Tahapan Penelitian
- Objek Penelitian para pasien yang mengantri di loket obat pada di puskesmas kecamatan Bantar Gebang
- Data / Variabel
Tingkat kedatangan rata-rata pasien (λ)
Waktu pelayanan rata-rata (  )
Jumlah pasien (n)
Jumlah fasilitas pelayanan (s)
-     Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yaitu data primer dan sekunder
a.   Studi pustaka yaitu mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan judul penulisan ilmiah dan buku catatan selama perkuliahan serta bahan-bahan lainnya yang mendukung penulisan ilmiah ini.
b.   Penelitian langsung yaitu teknik penelitian yang dilakukan secara langsung kepada objek penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan penelitian yang digunakan pada SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur antara lain :
- Wawancara (data sekunder)
Penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada petugas SPBU 34-17129 Duren Jaya Bekasi Timur untuk memperoleh data yang penulis lakukan.
° Model penelitian
Gambar :











Keterangan :
M = Antrian
S = Fasilitas Pelayaan (server)

Matematis 
° Hasil dan analisis
-          Hasil
Jumlah loket obat yang disediakan di puskesmas kecamatan Bantar Gebang sudah optimal untuk melayani masyarakat / pasien yang mengambil obat dan tidak diperlukan tambahan obat.
-          Analisi
Jumlah loket obat yang disediakan di puskesmas kecamatan Bantar Gebang sudah optimal karena tidak terjadi perbedaan yang cukup besar dalam antrian dan apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan bila menambah satu loket lagi, maka puskesmas kecamatan Bantar Gebang akan mengeluarkan biaya operasi yang tidak efektif.
 °  Rekomendasi dan Implikasi
-          Rekomendasi
-          Implikasi
Dengan hasil yang didapat maka perlu direkomendasikan kepada puskesmas kecamatan Bantar Gebang untuk menambah loket baru, karena jumlah loket obat yang disediakan puskesmas kecamatan Bantar Gebang sudah mampu mengatasi antrian pasien yang mengambil obat.

Jurnal 3
° Pengarang : Erik Sodikin
° Judul : Analisis Antrian Pembayaran Rekening listrik pada Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat
° Tahun : 2010
° Tema : Menganalisis Antrian
° Latar Belakang Masalah
Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin sebagai salah satu pusat pelayanan listrik, setiap harinya pasti tidak pernah lepas dari antrian para pelanggan yang menunggu giliran untuk dapat dilayani untuk membayar listrik setiap bulannya. Begitu banyak pelanggan dan hanya mempunyai 2 orang karyawan teller di loket pembayaran listrik maka terjadi antrian yang panjang dan begitu lama sehingga membuat para pelanggan bosan, oleh karna itu system antrian harus diterapkan Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat agar meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan menciptkan kedisiplinan dalam antrian.
° Fenomena
  -
  Tingkat kedatangan rata-rata 
  -
Waktu pelayanan rata-rata
  -
   Jumlah pelanggan
  -
   Jumlah fasilitas pelayanan
°  Jurnal / Penelitian yang dijadikan dasar
   alat analisi yang digunakan adalah metode multi channel singgel phase
° Motivasi Penelitian
Untuk menganalisi antrian yang terjasi pada Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat dan untuk menentukan jumlah loket yang tepat baik bagi pelanggan maupun Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat.
° Masalah
bagaimana proses antrian pada Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat berapa jumlah loket yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat optimal
° Tujuan
-  Untuk menganalisi antrian yang terjadi pada loket pembayaran listrik di Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat
-   Untuk menentukan jumlah loket yang harus dioperasikan
° Data
Data Primer : diperoleh dari studi pustaka (Library Research) mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan judul.
Data Sekunder  : melakukan wawancara dengan mendatangi dan mengajukan pertanyaan – pertanyaan pada karyawan perusahaan tersebut untuk mendapatkn informasiSampel dan populasi Para nasabah listrik yang mengantri di loket pembayaran listrik pada Koperasi Sinergi Utama Swamitra Bukopin Cabang Bekasi Barat.
° Variabel
-   Tingkat kedatangan rata-rata pasien (λ)
-   Waktu pelayanan rata-rata (  )
-   Jumlah pasien (n)
-   Jumlah fasilitas pelayanan (s)
 °  Tahapan Penelitian
-       Studi Lapangan (field research) melakukan penelitian langsung pada objek dengan menggunakan 2 cara yaitu wawancara dan observasi
-       studi pustaka (Library Research) membaca dan mempelajari buku-buku, literature-literature dan sumber-sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah antrian
° Model penelitian
Gambar :




Keterangan :
M = Antrian
S = Fasilitas Pelayaan (server)

Matematis 
° Hasil dan Analisis
-          Hasil
Perlu adanya penambahan loket
-          Analisis
Jumlah 2 loket yang disediakan koperasi sinergi utama swamitra bukopin belum optimal dan diperlukan tambahan loket baru karena terjadi perbedaan yang cukup besar dalam antrian.
° Rekomendasi dan Implikasi
-          Rekomendasi
-          Implikasi
Dengan hasil yang didapat dari perhitungan tersebut maka koperasi sinergi utama swamitra bukopin perlu direkomdasikan untuk menambah satu unit loket pembayaran listrik baru, karena jumlah loket pembayaran listrik yang disediakan belum mampu mengatasi antrian pelanggan.